1/ pola
dua acara haul di minggu ini. dua pola tata letak yang sama ternyata. letak makam di tanah yang lebih tinggi berada satu garis dengan pesantren yang diwariskan untuk anak cucu.
2/dziba
Bacaan dziba yang berkelok – kelok membawa kenanganku di bawah jendela malam –malam itu. aku pernah punya guru privat yang mengajariku langsung sendiri di kamar yang bisu sekarang. mataku terpejam, dan pemandangan itu tampak jelas. Kami di sana, suaranya yang merdu, gaya mengajarnya yang penuh kasih, aku yang mati – matian berusaha agar berhasil, lampu yang tidak dinyalakan, akhir pelajaran yang menggemaskan. Lalu mataku terbuka, dan makin basah air mata. Lamat –lamat suara dalam hati seperti menunjukkan, bisa jadi memang dia. The true love. Mungkin memang dia. Jika demikian halnya, tidak perlu lagi aku mencari.
3/ ula
dia masih 2 tahun ketika aku datang ke rumah itu. dulu, kelahirannya ditunggui pamannya yang adalah ayah dari anak-anakku. gadis tomboy itu menemani kami selagi kami menunggu 3 tahun untuk buah hati hadir melengkapi. dia kawan sejati sejak anak-anak kami bayi. melipatkan popok-popoknya, menemani bermain, mengasuh, mengasihi. bersama - sama dalam perjalanan dan apa saja. seolah kakak asli mereka, seolah anak sulung kami adalah dia.
sekarang dia tumbuh lebih tinggi dariku, kelas 2 sekolah menengah pertama. duduk dalam barisan santri yang diwisuda khatam alqur'an. lebih manis, ketomboiannya tertutup kecantikannya, kedewasaannya. dia kini dewasa, diwisuda. seharusnya kami melihatnya bersama di hari bahagia ini, tetapi hanya ada aku. aku yang bersimbah air mata. dia dan senyumnya membawaku dan airmataku ke masa - masa kami bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar