Kamu Datang Tepat Waktu.
Meskipun mata bersinarmu sempat menyihirku, kebersahajaanmu membuatku kagum, namun aku tahu kamu bukan orang yang akan mudah diraih. Aku sadar diri. Untuk itulah aku mencari tahu lagi, sebenarnya apakah arti pertemuan kita. Lalu aku paham.
Sesungguhnya Kamu datang tepat
waktu. You become my savior from
potential broken heart and being lied. Because you take my attention, so the other
who tries to lie to me, fails.
**
Sayangnya saat aku cerita ke sepupuku kalau aku nge-fans dan
akhirnya ketemu kamu, aku malah diketawain. Katanya kok bisa sih aku alay? Oh what?! (aku ketawa juga dalam hati meski
sempat terkejut dengan tuduhan ini)
Iya sih, buat mereka yang sukanya Pink Floyd dan semacamnya,
musik indie dan sejenisnya, jazz dan sebangsanya, band-mu yang melayu dan
mendayu gitu memang kesannya alay. Terus terang waktu itu aku agak shock juga
ya. Padahal aku juga nge-fans sheila on 7, padi, noah, payung teduh, dll.
Di satu sisi, kamu dianggap tidak begitu berharga di
'lingkungan-ku'. Di sisi lain aku apalagi, mestilah juga kurang berharga
di 'lingkunganmu’. Tapi aku tidak mungkin dengan serta merta lepas tangan dan
tidak bertanggung jawab dari pilihanku nge-fans kamu. (yang pastinya suatu saat
pun akan mengalami kebosanan) hanya karena tidak mau dianggap alay dan
semacamnya.
Jadi meski ditertawakan, aku tidak bisa menampik apa
yang dulu pernah kutuliskan, nge-fans kamu sebab kesederhanaan, humoris,
kesetiakawanan, persahabatan dan juga kesetianmu sehingga bisa 'merawat' dan
'menumbuhkan' pasukan fans yang sebanyak
dan sesolid itu.
Ironi ya? Sebenarnya sama-sama tidak berharga, tapi kenapa masih
bertahan? Lalu kuingat lagi kalau kamu memang beda. Orang sering menganggap
artis dan juga anak-anak band cenderung punya kebiasaan dan gaya hidup yang
buruk. Namun jika ditelaah lagi, ternyata tidak semuanya demikian. Kayak kamu
dan personel band-mu adalah beberapa dari yang pengecualian. Apa sih yang
menyebabkan kalian berbeda. hampir-hampir mirip anak-anak Wali, kalian ini
cenderung bersih. Baik dari narkoba ataupun main cewek serta gaya hidup mewah
dan hura-hura, clubbing dan segala macam. Usut punya usut, ternyata kakakmu ada
yang sudah meninggal dunia. Anak sulungnya Mai juga meninggal. Endra, salah
satu personel mereka pernah mengalami tiga kali koma.
Rupanya kematian-kematian ini antara lain yang menyebabkan kalin
mempunyai pegangan, nilai, sikap dan pilihan serta gaya hidup yang positif. Jadi
ingat pernah baca di mana gitu, bahwa mereka yang siap matilah yang siap hidup.
Kalau kalian menurutkan hawa nafsu, bisa aja loh ambil kredit, beli motor gedhe
atau mobil mewah dan semacamnya, tapi kalian memilih hidup sederhana. apa
adanya. (jadi inget teman yang melakukannya dan kemudian bangkrut karena gedhe
pasak daripada tiang)
Jadi sebenarnya bukan profesinya apa yang membuat kita
kemudian gegabah untuk labeling
seseorang ataupun sekelompok orang. Karena setiap diri toh punya latar
belakang, tujuan, cita-cita yang berbeda-beda. Yang membuatnya juga punya pilihan
sikap dan gaya hidup yang tak bisa kita sama ratakan dengan orang lainnya meski
sama profesinya.
No matter what happened, the true beauty is
ever long lasting. Aku jadi merasa kesenggol juga
pas bang Mai nge-cuit: semoga tuhan
selalu melindungi kita. Amin. Cinta akan menjelaskan sesuatu. Jangan kejelekan
seseorang di lebih-lebihkan, sedangkan kelebihan seseorang di kurang-kurangkan.
Oh yes, memang semestinya adil dan jujur saja ketika melihat
dan menilai seseorang. Dan iya sih, di balik kekhilafan dan kekuranganmu
(sebagaimana kita semua juga) yang sebenarnya kamu bisa jadi role model yang baik.
Selain mindset dan sikapmu yang setia kawan, bijak dalam
persahabatan dan bisnis, aku dapat pelajaran baru lagi. Kamu ternyata family man banget. Sangat sayang kedua
orang tua dan juga adikmu. Hubungan yang
hangat dan harmonis di antara kalian sungguh menginspirasi. Oh ya, adikmu
ternyata kuliah arsitektur juga kayak aku.
what coincidence. Mungkin karena juga Carpicorn-mu itu yang membuatmu
jadi family man.
Dari situlah ide
membuat novel tentang kamu pun muncul. Aku mulai riset dan menyusun plot serta
outline. Para penggemarmu mendukung, ada yang mengirim materi cerita, ada yang
bahkan menagih kapan launchingnya. Namun
karena banyaknya tugas lain, novel tentangmu pun terbengkalai. Sampai kemudian
tiba-tiba kita punya kesempatan bertemu lagi. Lalu aku pun sadar. Stories come to the writers. Even we ignore
and try to forget it; the story will still come and push us to write it. It
uses us as the way to speak to world. Sehingga kuputuskan untuk kembali
menyentuh calon draft novel tentangmu. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar