Dari
pertigaan pasar Seni Ubud, kami tengak-tengok mencari kendaraan yang
bisa mengantar kami ke Hubud. Ada angkotan sih, tapi sepertinya akan
lama sampainya karena pasti berhent-berhenti. Kami mencegat taksi, tapi
semua taksi yang lewat ada penumpangnya.
“Apa kita jalan saja yuk,” ajakku sembari memperlihatkan GPS pada kedua anakku.
“Jauh nggak, mi?” Fatimah menyeka keningnya.
Dia tampak kelelahan dan duduk di buk beton pinggir trotoar.
“Lumayan sih. Sekitar 1,5 km-an,” aku meringis ke arahnya.
“Ayolah,
jalan. Tapi beli kipas itu dulu, mi,” pinta Fatimah sembari menunjuk
keranjang milik penjual keliling yang sedang sama-sama istirahat seperti
kami.
“Wah, jauh ya. Aku capek,” sahut Hasan dengan bibir mengerucut.
“Sambil jalan saja kita lihat siapa tahu ada taksi yang kosong,” putusku.
Kami
lalu menawar tiga kipas kain berangka kayu pada perempuan Bali penjual
souvenir itu. Dan lumayanlah, dua puluh ribu dapat tiga kipas. Huray!
Saat
kami menyusuri jalan, tetiba anakku Fatimah berseru, “Mi. itu kayak pak
Ketut ya?” tangannya menunjuk seorang pria yang duduk di pinggir
trotoar.
“Ah, itu memang pak Ketut. Kebetulan nih,” seruku langsung mendekati pemilik bungalow tempat kami menginap.
Kutanyakan
rute dan alternatif kendaraan menuju Hubud dekat Ubud Monkey Forest.
Pak Ketut langsung minta teman yang duduk di sebelahnya untuk mengantar
kami. Rupanya orang-orang yang sedang duduk bersama pak Ketut ini juga
berprofesi sebagai tukang ojek.
Jadilah
kami naik ojek menuju Hubud dengan merogoh kocek dua puluh ribu rupiah.
Sepanjang perjalanan kami menikmati toko-toko souvenir yang ada di
pinggir kanan kiri jalan. Lumayan jauh juga ternyata, kebayang capeknya
deh kalau jadi jalan kaki.
Jadilah
kami bersama orang tua dan anak-anak lainnya mengikuti SESI Film Making
Workshop For Kids And Their Parents. Dalam workshop ini, kami belajar
dari Peter Wall, pendiri Hubud - ruang co-kerja berbasis di Ubud -
tentang cara men-shoot dan mengedit film pendek yang dibintangi &
disutradarai oleh anak-anak kami. Tidak ada pengalaman sebelumnya
diperlukan pembuatan film.
Sementara
anak-anak menonton film yang artisnya adalah anak-anak Peter sendiri di
lantai tiga, sehingga mereka punya bayangan bagaimana seharusnya
berakting atau melakukan adegan, para orang tua ditatar di lantai dua.
Kemudian kami dipertemukan dalam tim untuk mulai membuat film. Merancang
bersama konsepnya, kemudian anak-anak memakai kostum yang mereka pilih
sendiri, lalu action!
Ide
dari Hubud adalah untuk memiliki sebuah tempat, ruang kreatif, untuk
orang datang bersama-sama dan berkolaborasi serta bekerja bersama. Pada
dasarnya tidak ada perusahaan besar di sini (selain beberapa jaringan
hotel), jadi hampir semua yang ada di sini adalah pengusaha bisnis kecil
atau freelancer independen. Pendirinya ingin menciptakan sebuah ruang
untuk berbagai tipe orang ini agak bisa hadir, terkoneksi dan bekerja
bersama, namun tetap independen.
Ruang pop-up
memiliki meja besar untuk bekerja, serta beberapa sudut serta area
kecil untuk bekerja. Ada kopi, teh, dll. lalu printer yang bisa
digunakan bersama. Ruang ini berupa gabungan dari beberapa ‘zona’ yang
mendukung berbagai kegiatan, seperti perpustakaan/pusat
teknologi, pod untuk konferensi dan sebagainya.
Ada
banyak jenis kreativitas di sini, penulis, fotografer, artis, desainer,
arsitek, pembuat film, namun menurut kami semua orang adalah kreatif.
Pengusaha adalah kreatif. Pengusaha kecil adalah kreatif. Jadi idenya
adalah menjadi tempat bagi siapapun yang ingin datang dan, seperti yang
dikatakan oleh orang yang lebih pintar dari saya – memungkinkan
percepatan kebetulan untuk terjadi. Satu tema yang sudah kami antisipasi
di Ubud adalah penemuan/penciptaan kembali – secara umum ini adalah
ruang kreatif dimana banyak orang ada di sini. Idenya adalah dengan
membuat sistem keanggotaan, berdasarkan waktu perjam atau perbulan, atau
pertahun. Atau bisa juga setengah hari/sehari penuh.
Dan
serunya, arsitektur bangunannya keren banget. Menggunakan bahan alam
bamboo dan batu alam, membuat Hubud jadi tempat yang nyaman, artistic
dan eksotis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar